PENGHARGAAN ATC GLOBAL AWARDS

Beranda Berita PENGHARGAAN ATC GLOBAL AWARDS

PENGHARGAAN ATC GLOBAL AWARDS

Humas DJPU

Rabu, 19 Maret 2008


MERUPAKAN TITIK AWAL CAPAIAN PROGRAM KESELAMATAN PENERBANGAN DI INDONESIA

Jane’s ATC Global Award adalah sebuah event tahunan tingkat dunia yang diselenggarakan oleh Jane’s Airport Review, atas nama komunitas penerbangan dunia, untuk memberikan perhatian dan mengapresasi berbagai kontribusi yang telah diberikan oleh masing-masing institusi penerbangan di seluruh dunia.

Kegiatan ATC Global merupakan ajang pertemuan akbar berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dari regulator, ekspert, asosiasi profesi sampai dengan kalangan industri penerbangan (pabrik pesawat, pengelola bandara, Air Traffic Management, dll) di seluruh dunia. Event ini biasanya diselenggarakan di Maastricht, namun karena semakin banyaknya peserta yang berpartisipasi, maka untuk pertama kalinya setelah 18 tahun kegiatan ini diselenggarakan di Amsterdam, tepatnya di RAI Convention Centre selama 3 hari sejak tanggal 11 hingga 13 Maret 2008, yang terdiri atas kegiatan ATC Global Exhibition, ATC Global Conference dan technical seminar/ workshop.

ATC Global Exhibition sendiri diikuti lebih dari 200 peserta pameran dan tidak kurang dari 4200 profesional penerbangan dari 80 negara yang menyelenggarakan puluhan seminar dan demo produk hasil riset dan teknologi mutakhir. Event ini juga diikuti oleh regulator ternama seperti FAA, Eurocontrol, dll yang mencerminkan pentingnya acara ini bagi penerbangan dunia.

Indonesia, sebagaimana negara-negara lainnya, melihat event ini sebagai suatu kesempatan untuk menampilkan progress pencapaian penerbangan Indonesia ke seluruh dunia, dan memutuskan untuk mengikuti kompetisi ini pada salah satu kategori dari 6 kategori yang ada yaitu pada kategori enabling technology. Enabling technology merupakan suatu kategori di mana peserta kompetisi yang bisa mendapatkan nominasi adalah mereka yang dinilai berhasil memanfaatkan teknologi terbaru seoptimal mungkin dan mempunyai spirit berupa perencanan konkrete kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan navigasi dan meningkatkan keselamatan penerbangan.

Dari sekian banyak peserta yang berlomba pada kategori ini, juri menyeleksi 20 peserta potensial, dari keduapuluh potensial peserta akhirnya juri yang terdiri dari perwakilan industri penerbangan dunia, tenaga ahli bidang navigasi penerbangan, FAA Amerika, Asosiasi Profesi ATC CANSO dan Jane’s Airport Review, akhirnya menentukan 3 finalis yang terdiri atas :
- Indonesia, ADS-B Operational Trial
- CANSO Canada, Oceanic Air Traffic Control Software
- Thales, ADS-B infrastructure Supplies

Sebagaimana diketahui, Beberapa tahun belakangan ini Indonesia masih sangat tergantung kepada teknologi radar untuk melakukan pengamatan terhadap pesawat-pesawat yang ada di ruang udaranya. Radar merupakan teknologi yang sampai saat ini banyak dipakai oleh ATC (Air Traffic Controller) untuk mengidentifikasi jarak dan arah pesawat.

ADS-B sendiri adalah sebuah metode baru dalam pengamatan pesawat terbang yang merupakan kombinasi antara teknologi GPS dengan komunikasi data untuk mendapatkan posisi pesawat terbang secara akurat dan terintegrasi. Berbeda dengan radar, stasiun penerima ADS-B menunggu dan menerima transmisi dari pesawat yang berisi informasi mengenai posisinya secara berkala. Informasi mengenai posisi pesawat dalam hal ini dibuat dan ditransmisikan menggunakan peralatan presisi yaitu GPS dan Mode-S, sehingga integritas data yang dikirim tidak akan berkurang  sejalan dengan jarak antara stasiun pemancar dan stasiun penerima yang semakin menjauh.

Kelebihan dari ADS-B adalah pesawat dimungkinkan untuk berbagi informasi posisi, kecepatan, arah dan ketinggian dengan pesawat lain pada radius tertentu sehingga masing-masing pesawat memiliki kewaspadaan lebih terhadap lingkungan ruang udara di sekitarnya. Data yang dikirimkan oleh pesawat kepada stasiun penerima di bandara juga sangat membantu ATC dalam mengendalikan penerbangan di suatu ruang udara serta menjadi elemen yang sangat kritikal dalam koordinasi antar FIR (Flight Information Region). ICAO, organisasi penerbangan sipil internasional, telah mencanangkan tahun 2009 sebagai kerangka waktu implementasi ADS-B bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Indonesia melaksanakan trial atau uji coba operasi ADS-B di rute-rute penerbangan yang cukup sibuk di atas Kepulauan Natuna, Denpasar dan Kupang selama empat bulan sampai dengan Mei 2007. Pada uji coba ini telah dievaluasi fungsi-fungsi ADS-B untuk penerbangan jelajah serta fungsi ADS-B untuk koordinasi antar unit ATS pada FIR yang berbeda. Selama uji coba ini, sekitar 1000 pesawat dideteksi secara akurat dan ditampilkan pada stasiun darat yang ada di Jakarta, Makassar dan Kantor Regional ICAO di Bangkok.


Pada uji coba tersebut Indonesia bekerjasama dengan Air Services Australia (ASA) yang telah berpengalaman dalam implementasi, Thales ATM di bidang perangkat ADSB dan SITA di bidang perangkat communication provider. Uji coba ini telah menunjukkan manfaat substansial penggunaan ADS-B untuk kolaborasi regional dalam meningkatkan keselamatan penerbangan. Hal ini telah menciptakan barometer baru bagi pelayanan navigasi penerbangan secara regional dan merupakan teladan dalam perencanaan ruang udara yang efisien dan mampu meningkatkan pelayanan keselamatan penerbangan di ruang udara yang dikelolanya.

CEO/ Direktur Jenderal IATA, Giovanni Bisignani sangat mendukung program pengembangan ADSB di Indonesia ini dan akan mempertimbangkan kenaikan route charges yang selama lebih dari 10 tahun terakhir tidak pernah mengalami perubahan.

Tahun ini, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, akan dipasang lebih banyak stasiun ADS-B di beberapa lokasi. Pemasangan ini bertujuan untuk memperluas cakupan pengamatan penerbangan agar pengaturan lalu lintas penerbangan dapat dilaksanakan secara lebih efisien, baik dari sisi penggunaan ruang udara maupun konsumsi bahan bakar pesawat. Perusahaan penerbangan juga terus didorong, baik oleh Pemerintah Indonesia maupun oleh organisasi penerbangan sipil internasional, untuk terus meningkatkan kemampuan armadanya termasuk melengkapi pesawat dengan fasilitas ADS-B.

Pengumuman pemenang ATC Global Award 2008 akhirnya diadakan pada tanggal 11 Maret 2008 di restauran Holland bersamaan dengan acara gala dinner yang merupakan ajang diplomasi professional penerbangan dari Negara-negara di seluruh dunia. Pada kesempatan ini Indonesia secara mengejutkan dinobatkan sebagai juara sekaligus sebagai pengakuan atas pencapaian progress penerbangan Indonesia yang signifikan akhir-akhir ini dalam meningkatkan efisiensi penggunaan ruang udara dan meningkatkan keselamatan penerbangan, serta memberikan kontribusi bagi perkembangan teknologi penerbangan di dunia.

Pengakuan yang diberikan oleh dunia penerbangan tentunya merupakan motivasi tersendiri bagi seluruh professional dan industri penerbangan di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas keselamatan, pelayanan dan menjadi sebuah elemen posisi penting Republik Indonesia di masyarakat penerbangan Internasional dan masayarakat dunia secara keseluruhan. Namun, pemasangan teknologi baru saja tentunya belumlah cukup untuk mencapai tujuan kualitas pelayanan navigasi penerbangan yang lebih baik di langit Indonesia. Diperlukan harmonisasi antar pengelola ruang udara baik dalam satu negara maupun antar negara agar pengaturan lalu lintas penerbangan dapat dilaksanakan secara seamless, tanpa ada ketimpangan dalam hal jaminan keselamatan di masing-masing ruang udara. Oleh karena itu, Indonesia terus melakukan koordinasi dan kerja sama baik dengan negara-negara lain maupun organisasi-organisasi penerbangan guna mencapai tingkat pelayanan dan keselamatan yang diinginkan.

 

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.