BANDARA LETUNG SIAP MENJADI PINTU GERBANG KEPULAUAN ANAMBAS

Beranda Berita BANDARA LETUNG SIAP MENJADI PINTU GERBANG KEPULAUAN ANAMBAS

BANDARA LETUNG SIAP MENJADI PINTU GERBANG KEPULAUAN ANAMBAS

Humas DJPU

Senin, 27 Februari 2017

ANAMBAS-Bandara Letung di Kepulauan Anambas yang letaknya strategis berada di Laut China Selatan berdekatan dengan negara tetangga Singapura,  Malaysia,  Thailand,  Vietnam dan Kamboja siap menjadi pintu gerbang dan mempermudah akses transportasi di Kepulauan Anambas.

Bandara yang mulai dibangun pada bulan Juli tahun 2014 tersebut saat ini sudah mulai dioperasikan.

Beberapa waktu Lalu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa pembukaan dan pengoperasian bandara-bandara baru ini adalah wujud dari Nawa Cita pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yaitu sebagai bentuk kehadiran negara bagi masyarakat di daerah terluar Indonesia.

"Selain itu ada juga fungsi lain dari dioperasikannya bandara-bandara baru di pulau terluar Indonesia, yaitu membuka keterisolasian masyarakat di wilayah kepulauan, menjaga pertahanan dan keamanan NKRI, membuka perekonomian dan fungsi kemanusiaan," ujar Menhub

Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris dan masyarakat setempat sangat antusias menunggu dioperasikannya Bandara Letung. Menurutnya, Kepulauan Anambas saat ini masih tertinggal dalam hal infrastruktur dasar. Seperti misalnya air bersih, listrik, komunikasi dan transportasi darat dan antarbpulau. Sebagai daerah yang terdiri dari 255 pulau, wilayah daratan di Kepulauan Anambas hanya 1,3 persen dan sisanya adalah lautan. Dengan demikian transportasi laut saat ini menjadi transportasi utama baik di internal kabupaten maupun dengan kabupaten dan provinsi lain.

"Transportasi laut di sini dipengaruhi oleh musim, yaitu musim angin selatan, utara dan timur. Untuk musim angin selatan dan utara, ombak sangat besar dan tinggi sehingga sering mengganggu pelayaran kapal. Hanya musim angin timur pada bulan Februari - Juni yang tenang," ujar Abdul Haris.

Menurut Abdul Haris, pihaknya menginginkan adanya transportasi udara karena tidak akan banyak terpengaruh dari musim angin tersebut. Transportasi udara juga diperlukan untuk mengembangkan pariwisata dan sektor perikanan laut di wilayah ini.

Bandara Letung sudah mulai dioperasikan pada 22 November 2016. Penerbangan  perdana dengan menggunakan pesawat Dornier 228 oleh maskapai Susi Air. Tahun ini Susi Air sedang melakukan persiapan penerbangan kembali satu kali per minggu. Selain itu, landasan pacu bandara juga telah berhasil diujicoba untuk operasional pesawat Kingair Beechcraft pada tanggal 11 Februari 2017 dan pesawat Cessna Grand Caravan tanggal  17 Februari lalu.

Bandara Letung mempunyai ukuran landas pacu 1200 m x 30 m dan taxiway 125 m x 15 m serta apron 70 m x 125 m.

Menurut Satuan Pelaksanan Bandara Letung Ariadi Widiawan,  landasan pacu  bisa diperpanjang sampai dengan 1430 m sehingga bisa mengakomodasi operasional pesawat  ATR 72 yang lebih besar.

"Saat ini bandara juga sudah mempunyai gedung terminal, gedung administrasi, klinik kesehatan, ruang operasi, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), gedung kelistrikan, ground support equipment dan gedung VIP," ujar Ariadi.

Untuk keamanan penerbangan, sebagian besar wilayah bandara juga telah dilakukan pemagaran sesuai peraturan yang berlaku.(HUMAS)

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.