MENUJU AIRPORT CITY DI BANDARA ADI SOEMARMO SOLO

Beranda Berita MENUJU AIRPORT CITY DI BANDARA ADI SOEMARMO SOLO

MENUJU AIRPORT CITY DI BANDARA ADI SOEMARMO SOLO

Humas DJPU

Jumat, 07 April 2017

JAKARTA - Bandara Adi Soemarmo Solo segera berkembang menuju Airport City atau Kota Bandara yaitu sebuah bandara yang berkembang dengan aneka macam bisnis serta kegiatan yang tidak hanya melayani penerbangan, namun lebih luas lagi menjadikan Bandara sebagai pusat  bisnis dilengkapi berbagai fasilitas layaknya sebuah kota. Untuk mewujudkan konsep Airport City, infrastruktur dan fasilitas bandara Adi Sumarmo dikembangkan secara terpadu dengan kawasan sekitar bandara.

Konsep ini tidak didesign dari awal namun sangat mungkin dikembangkan menuju Solo Airport City.
Transportasi Sebuah kota dan antar kota akan semakin lancar manakala melibatkan system Transportasi antar moda dalam memenuhi aliran lalu lintas secara menerus (seamless transportation system) untuk mensupport jaringan moda transportasi lain seperti jalan toll, terminal bus, stasiun bahkan kereta bandara.

Pembangunan Airport City di Bandara Adi Soemarmo Solo dimungkinkan karena bandara ini telah dikembangkan menjadi salah satu hub penerbangan di Indonesia.  Selain itu, kota Solo juga mempunyai perkembangan yang pesat, baik dari sisi perekonomian maupun sebagai kota pariwisata.

"Bandara Adi Soemarmo menjadi  salah satu bandara hub di Jawa sehingga Solo menjadi pusat di mana kota-kota besar di Indonesia bagian timur atau barat seperti Ambon, Kupang, Manado, Palangkaraya, Medan, Padang dapat langsung ke Solo,” ujar  Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat berkunjung ke bandara ini pada 1 April lalu.

Menurut Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, untuk mengembangkan Airport City di Solo, salah satunya akan diperlancar dengan kereta bandara, baik di kota Solo maupun untuk menghubungkan  Bandara Adi Sumarmo - Solo menuju Bandara Adi Sucipto - Yogyakarta.

“Antara Bandara Adi Sumarmo-Solo dengan Bandara Adi Sucipto- Yogyakarta hanya berjarak sekitar 50 km. Dengan demikian dua bandara tersebut sangat potensial untuk digabungkan dengan menjadikannya Airport City. Dengan demikian Airport Train Shutlle yang menghubungkan 2 bandara tsb meleburkan 2 bandara itu menjadi satu Airport City untuk mendukung realisasi Nawacita butir 7:  Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. ,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso di Jakarta hari ini.

Selain menghubungkan dua bandara yang berdekatan, kereta bandara ini nantinya akan bisa mengefisienkan pergerakan penumpang antar moda. Yaitu dari moda transportasi udara dengan moda transportasi kereta, bus, dan jaringan jalan toll. Untuk di kota Solo, kereta bandara ini akan terhubung langsung dengan Stasiun Kereta Solo Balapan dan Terminal Bus Tirtonadi.
“Dengan integrasi yang baik antar moda ini, akan mewujudkan pembangunan transportasi yang lebih efektif dan efisien,” lanjut Agus.

Transportasi antarmoda yang baik antara pesawat dengan kereta api, bus dan pengguna jalan toll mempunyai banyak keuntungan. Selain mengefektifkan dan mengefisienkan pergerakan antar moda bagi penumpang, juga dapat mengurangi kemacetan, selanjutnya juga akan dapat mengurangi polusi udara yang diakibatkan asap kendaraan bermotor.
"Transportasi antarmoda tersebut juga sudah dikembangkan di bandara-bandara besar di dunia. Misalnya saja Bandara Heathrow dan Gatwick di London, JFK di Amerika, Charles de Gaule Perancis,  juga sudah terhubung dengan menggunakan kereta api menuju Bandara" lanjut Agus.Terkait dengan hal ini, rencananya akan dilakukan pencanangan pembangunan perkeretapian Akses Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo-Solo oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu (8/4/2017) besok.

Untuk arus lalu lintas penumpang domestik di Bandara Adi Soemarmo pada tahun 2016 untuk kedatangan yaitu 1.058.626 penumpang atau naik 49% dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk keberangkatan yaitu 1.051.295 penumpang atau meningkat 47% dari periode tahun sebelumnya.

Saat ini Bandara Adi Soemarmo dilengkapi beberapa fasilitas yaitu apron dengan luas 420 m x 135 m dan parking stand yang dapat menampung 10 pesawat.  Bandara tersebut juga memiliki runway seluas 2.600 x 45 m yang akan diperpanjang menjadi 3.000 x 45 m dengan terminal seluas 13.000 m2 dengan kapasitas 1.525.013 penumpang per tahun. Bandara tersebut juga dilengkapi tempat parkir mobil yang dapat menampung 29.000 m2 dengan kapasitas 330 kendaraan.(HUMAS)

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.