DIRJEN PHB UDARA AGUS SANTOSO INSTRUKSIKAN PENGELOLAAN BANDARA BANYUWANGI LEBIH PROFESIONAL DAN TETAP JAGA KESELAMATAN PADA AP II & PEMDA

Beranda Berita DIRJEN PHB UDARA AGUS SANTOSO INSTRUKSIKAN PENGELOLAAN BANDARA BANYUWANGI LEBIH PROFESIONAL DAN TETAP JAGA KESELAMATAN PADA AP II & PEMDA

DIRJEN PHB UDARA AGUS SANTOSO INSTRUKSIKAN PENGELOLAAN BANDARA BANYUWANGI LEBIH PROFESIONAL DAN TETAP JAGA KESELAMATAN PADA AP II & PEMDA

Humas DJPU

Jumat, 22 Desember 2017

JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan  memberikan hak pengelolaan Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi dari Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara kepada PT Angkasa Pura II mulai hari ini, Jumat 22 Desember 2017. Penandatanganan pemberian hak pengelolaan tersebut diberikan Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso kepada Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
Agus kemudian berpesan kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas agar Pemda Banyuwangi bekerjasama mewujudkan Bandara yang lebih besar dan tetap ikut mempertahankan  keselamatan penerbangan yang selama dikelola oleh UPBU Ditjen Perhubungan Udara terbukti bagus, hal ini untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat yang kian bertambah banyak yang membutuhkan sarana penerbangan.
 
Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menyatakan bahwa  pemberiam hak pengelolaan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pada konsumen penerbangan di bandar udara baik dari sisi darat dan sisi udara. Terutama dalam rangka mengantisipasi tingkat pertumbuhan penumpang dan kargo serta peningkatan pelayanan bagi pengguna jasa di bandar udara kebanggaan masyarakat Banyuwangi ini serta untuk mengurangi beban APBN, sementara dana APBN yang biasa diperuntukkan bagi pemeliharaan dan pengembangan Bandara Banyuwangi bisa direalokasikan untuk Bandara bandara baru di wilayag terpencil untuk memperlancara konektifitas antar.pulau diseluruh Indonesia.
 
"Saya berharap pemberian hak operasi  kepada PT. Angkasa Pura II dapat menjadi titik tolak peningkatan kualitas pelayanan jasa kebandarudaraan kepada penumpang  dalam rangka menunjang  pertumbuhan ekonomi dan pariwisata dan mempercepat distribusi barang. Sehingga kemakmuran dapat tercapai secara menyeluruh bagi masyarakat Kabupaten Banyuwangi dan masyarakat Indonesia secara luas, dan sekali lagi kami tekankan untuk memelihara keselamatan penerbangan yang sudah dicapai sampai saat ini," ujar Agus Santoso.
 
Menurut Agus, moda transportasi udara merupakan hal penting dan strategis, karena sifatnya transportasi udara yang cepat dalam melayani perpindahan orang maupun barang dan  juga mempunyai daya saing ekonomi yang kompetitif.  Sehingga moda transportasi ini selalu menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia yang wilayahnya merupakan kepulauan ini.  
 
Sebagai komitmen Pemerintah terhadap pentingnya tranportasi udara dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi negara  sekaligus juga untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka pembangunan Bandar Udara merupakan satu keharusan. 
 
Selaku regulator dan penanggungjawab penerbangan Indonesia, Agus Santoso mengucapkan terimakasih atas dukungan  Bupati dan Pimpinan  Muspida Banyuwangi serta pihak-pihak yang terkait atas kerja sama pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Blimbingsari beserta kelengkapannya selama ini sekitar 10 sudah bekerja beriringan melewati suka duka, membangun mulai dari semak belukar sampai semegah sekarang.
 
Sementara kepada PT. Angkasa Pura II selaku pengelola bandara, Agus berpesan  harus dapat membina dan mensejahterakan petugas-petugasnya, guna menjaga dan memelihara semangat kedisiplinan mereka dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jasa penerbangan di Bandar Udara Blimbingsari. 
 
"Kepada PT. Angkasa Pura II, saya menghimbau agar terus menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pengguna jasa dan dapat senantiasa memelihara fasilitas yang ada agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berdaya guna. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah selalu meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat maupun pihak-pihak terkait yang berwenang di bidang penerbangan dalam rangka kelancaran operasional Bandar Udara Blimbingsari-Banyuwangi," lanjut Agus.
 
Proses pembangunan dan pengembangan serta operasional Bandar Udara Blimbingsari  telah dipersiapkan sejak tahun 2005 secara bertahap oleh Pemerintah Daerah Banyuwangi dan Ditjen Perhubungan Udara. 
 
Dimulai tahun 2005, dilakukan pembangunan runway berukuran 900m X 23m. Selanjutnya tahun 2006, dibangun terminal  berukuran 120m2. Tahun 2007 dan 2008, berturut-turut runway diperpanjang dan diperlebar menjadi 1400m X 30m. Pada tahun 2010, dilakukan operasional penerbangan komersil perdana oleh maskapai Sky Aviation dengan pesawat tipe Grand Caravan  dan diteruskan maskapai komersil lainnya seperti Merpati dan Wings Air.
 
Tahun 2012,  runway diperpanjang lagi menjadi 1800m X 30m. Tahun 2014, Garuda Indonesia melakukan operasional perdananya di Bandar Udara ini.
 
Tahun 2015, dilakukan perpanjangan runway menjadi 2.250 m x 30 m dan dibangun terminal penumpang berkonsep green building yang pertama di Indonesia seluas 240 m2 yang mampu menampung sekitar 280 ribu penumpang per tahun. Hal ini untuk menampung pertumbuhan penumpang di Banyuwangi yang pada kurun waktu tahun 2010- 2016 telah melayani sekitar 264.689 penumpang. 
 
Hingga saat ini telah beroperasi 3 maskapai penerbangan nasional di Bandara ini. Yaitu maskapai Garuda Indonesia melayani rute Banyuwangi-Surabaya PP dengan frekuensi 2 kali sehari menggunakan pesawat tipe ATR 72-600. Maskapai Wings Air melayani rute Banyuwangi-Surabaya PP dengan frekuensi 1 kali sehari menggunakan pesawat tipe ATR 72-600. Dan maskapai NAM Air melayani rute Banyuwangi-Jakarta (Soekarno-Hatta) PP dengan frekuensi 2 kali sehari menggunakan pesawat tipe Boeing 737-500. 
 
Bandar Udara Blimbingsari saat ini telah memiliki fasilitas yang lengkap, yaitu 4 jalur Taxiway dan 3 Apron pada sisi udara. Untuk  sisi darat telah memiliki terminal penumpang, terminal barang (Kargo) serta fasilitas pokok dan penunjang lainnya, seperti fasilitas komunikasi dan navigasi serta keselamatan dan keamanan penerbangan. (HUMAS)

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.