DITJEN HUBUD KEMBANGKAN BANDARA P. ROTE UNTUK MENGEMBANGKAN PEREKONOMIAN WILAYAH PALING SELATAN INDONESIA

Beranda Berita DITJEN HUBUD KEMBANGKAN BANDARA P. ROTE UNTUK MENGEMBANGKAN PEREKONOMIAN WILAYAH PALING SELATAN INDONESIA

DITJEN HUBUD KEMBANGKAN BANDARA P. ROTE UNTUK MENGEMBANGKAN PEREKONOMIAN WILAYAH PALING SELATAN INDONESIA

Humas DJPU

Senin, 08 Januari 2018

(Rote, 08/01/2018) Pulau Rote hanyalah sebuah pulau kecil namun keberadaannya menjadi sangat menarik karena terletak di wilayah paling selatan Indonesia. Walau hanya dengan jumlah penduduk yang tidak sampai 200.000 jiwa atau tidak sampai seperseribu dari jumlah penduduk indonesia, pulau ini adalah bagian Indonesia terselatan sehingga menjadikan pulau ini penting untuk NKRI karena merupakan frontier island.

Di pulau paling selatan Indonesia ini, Pemerintah juga  telah membangun infrastruktur transportasi untuk mengembangkan konektifitas. Hal tersebut sebagaimana yang selalu disampaikan dalam pidato Presiden Joko Widodo bahwa konektifitas memiliki peran penting karena Indonesia tersebar dalam ribuan pulau.

Pembangunan infrastruktur  tersebut  jugamerupakan salah satu implementasi dari program Nawacita Pemerintahan Presiden Joko Widodo, terutama cita ke-3 dan ke-7.  Dalam Nawacita nomor 3 dituangkan program: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sedangkan Nawacita nomor 7 tertuang program: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Dalam rangka merangkai dan mengembangkan konektifitas tersebut,  Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sudah membangun dan mengembangkan beberapa bandara perbatasan di antaranya adalah Bandara   DC Saudale di Rote. Selain itu, Ditjen Perhubungan Udara juga telah membangun infrastruktur berupa 15 bandara baru dan membuat konektifitas baru antar wilayah dengan membuka 85 rute penerbangan baru selama tahun 2017.

Menurut Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso, pembangunan Bandara DC Saundale ini untuk lebih mengembangkan perekonomian di pulau paling selatan Indonesia tersebut.

Potensi ekonomi dari Pulau Rote di antaranya adalah potensi  wisata alam terutama  pantai dan laut, serta potensi agrobisnis rumput laut dan pohon Lontar sebagai tanaman khas Rote. Pohon Lontar mempunyai banyak produk turunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dari Lontar bisa menghasilkan banyak produk turunan di antaranya bisa  diolah menjadi kecap, gula semut yang amat untuk penderita diabetes, obat panas dalam, hingga alternatif bahan bakar pengganti bensin dan solar.

“Selain itu, sebagai pulau paling selatan terluar dari Indonesia, posisi pulau Rote sangat strategis dari sisi pertahanan - keamanan dan kemanusiaan. Dengan adanya transportasi udara yang cepat, selamat, aman dan nyaman, kita juga bisa ikut menjaga pertahanan dan keamanan negara dan membantu dari sisi kemanusiaan bagi warga di Pulau Rote dan sekitarnya,” ujar Agus Santoso.

Dimensi Bandara DC Saudale Rote saat ini mempunyai panjang landas pacu adalah 1.650 m x 30 m, taxiway 75 m x 17 m dan apron berukuran 120 m x 85 m.  Selain itu bandara tersebut juga dilengkapi dengan terminal penumpang seluas 1.170 meter persegi dan gedung operasional yang terdiri dari gedung perkantoran, gedung navigasi penerbangan NDB, gedung workshop, menara ATC, gedung PKP-PK dan gedung PH.

Dengan fasilitas-fasilitas di Bandara DC Saundale tersebut cukup bagi operasional penerbangandan membantu pergerakan dari dan ke bandara Rote dengan penerbangan 2 kali sehari ( dua kali datang dan dua kali berangkat ) oleh maskapai penerbangan. Pesawat yang bisa beroperasi adalah sekelas ATR 72- 500/ 600 dengan kapasitas angkut 72 seat yang cukup untuk mengakomodir kebutuhan penduduk di P Rote ini. Selama ini, selain moda udara juga masih ada moda lain lagi yaitu kapal cepat dengan kapasitas 250 penumpang berangkat 2 kali sehari dengan rute Rote- Kupang- Rote.

Saat ini Bandara DC Saundale sudah melayani penerbangan dari maskapai Wings Air dengan rute Rote-Kupang pp dengan menggunakan pesawat ATR 72-600.

Agus Santoso berharap dengan semakin berkembangnya penerbangan dari dan ke Pulau Rote juga akan bisa meningkatkan perekonomian sekaligus untuk menjaga kedaulatan NKRI dan membantu misi kemanusiaan.

“Kami selaku regulator penerbangan akan selalu melakukan pengawasan dan pembinaan agar penerbangan ke Pulau Rote dan pulau-pulau lain di Indonesia yang terletak paling luar, terpencil dan terdalam  bisa berlangsung dengan selamat, aman dan nyaman serta berkelanjutan untuk meningkatkan perekonomian khususnya daerah tersebut dan Indonesia pada umumnya,” pungkas Agus. (HUMAS)

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.