Pesawat Sriwijaya Terbang Seminggu Tiga Kali
Humas DJPU
Minggu, 31 Desember 2017
Perusahaan penerbangan nasional Sriwijaya Air terus melakukan ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia dengan membuka rute penerbangan baru, yakni Makassar – Langgur yang terbang tiga kali dalam seminggu dengan menggunakan pesawat jenis Boeing 737-500, yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Dengan dibukanya rute baru tersebut tidak hanya meningkatkan konektivitas daerah itu saja, tetapi juga sekaligus menghubungkan dua provinsi yang berada di lain pulau.
Pesawat yang terisi penuh oleh penumpang sebanyak 80% itu mendarat perdana dengan mulus di Bandara Karel Sadsuitubun yang terletak di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, pada hari Rabu, 27 Desember 2017.
“Alhamdulillah, akhirnya pesawat dengan mesin jet berhasil mendarat di Bandara Karel Sadsuitubun. Dengan bertambahnya maskapai yang terbang ke Langgur ini adalah untuk kepentingan masyarakat yang sangat membutuhkan transportasi udara untuk berbagai kegiatannya serta guna menekan harga tiket menjadi lebih murah, karena selama ini harga tiket pesawat terbilang sangat tinggi sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan tiket pesawat, sedangkan transportasi udara di sini adalah kebutuhan. Dengan masuknya maskapai Sriwijaya Air ke Langgur juga membuat masyarakat menjadi lebih banyak pilihan untuk menggunakan maskapai apa yang diinginkan,” kata Kepala Bandara Karel Sadsuitubun Anwar Hamid.
Antusias masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual terhadap penerbangan perdana Sriwijaya Air rute Makassar – Langgur sangatlah tinggi. Hal itu dapat terlihat dari penumpang yang memenuhi ruang tunggu keberangkatan bandara yang memiliki panjang landasan pacu 2.350 x 45 meter hingga antrian tersebut sampai keluar gedung terminal.
Tidak hanya membuka konektivitas antara Maluku dan Sulawesi saja, Anwar juga menambahkan, rencananya di bulan Januari 2018, pesawat Garuda Indonesia juga akan membuka lima rute penerbangan baru, salah satunya adalah membuka konektivitas rute Papua dan menghubungkannya ke Langgur, yakni Merauke – Timika – Fak Fak – Langgur. “Bagaimana pun juga masyarakat Papua harus bisa menikmati kemudahan menuju Langgur menggunakan transportasi udara. Selama ini masyarakat Papua menuju Langgur menggunakan transportasi laut yang memakan waktu hingga berhari-hari,” lanjut Kabandara.
Seiring dengan bertambahnya maskapai yang terbang ke Langgur, tentu pergerakan penumpang di bandara itu pun semakin meningkat, sehingga sarana dan prasarana bandara, dari gedung terminal hingga sisi udara pun lebih ditingkatkan lagi agar pengguna jasa pun merasa nyaman dengan pelayanan bandara, seperti terminal penumpang yang harus diperluas. “Transportasi udara di Langgur sudah dilayani oleh tiga maskapai nasional dan membuat masyarakat menjadi banyak pilihan. Namun demikian, kenyamanan pengguna pun harus lebih diperhatikan. Semakin banyaknya pilihan, seharusnya juga bisa menekan harga tiket pesawat menjadi lebih terjangkau” tutur Anwar.
Tidak hanya penambahan frekuensi penerbangan saja yang terus digenjot oleh pengelola Bandara Karel Sadsuitubun, tetapi juga sarana dan prasarana bandara terus ditingkatkan, seperti panjang landasan pacu yang akan dikembangkan dari 2.350 meter menjadi 2.500 meter agar dapat didarati pesawat berbadan besar lainnya, seperti Boeing 737-800 NG, serta peningkatan unit mobil PK-PPK dari kategori lima menjadi kategori enam guna keselamatan penerbangan. “Rencana perpanjangan landasan pacu di Tahun Anggaran 2019, sedangkan penambahan unit mobil PK-PPK sudah kami usulkan ke Direktorat Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan,” tutupnya. B