DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA PASTIKAN BANDARA APT PRANOTO SIAP MENGGANTIKAN BANDARA TEMINDUNG UNTUK MENINGKATKAN KONEKTIVITAS DAN PEREKONOMIAN KALIMANTAN TIMUR

Beranda Berita DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA PASTIKAN BANDARA APT PRANOTO SIAP MENGGANTIKAN BANDARA TEMINDUNG UNTUK MENINGKATKAN KONEKTIVITAS DAN PEREKONOMIAN KALIMANTAN TIMUR

DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA PASTIKAN BANDARA APT PRANOTO SIAP MENGGANTIKAN BANDARA TEMINDUNG UNTUK MENINGKATKAN KONEKTIVITAS DAN PEREKONOMIAN KALIMANTAN TIMUR

Humas DJPU

Senin, 09 April 2018

(Samarinda, 09/ 04/ 2018) Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso memastikan calon Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto yang berada di Sungai Siring Samarinda, siap menggantikan operasional Bandara Temindung. Hal tersebut disampaikannya dalam kunjungan kerja ke Samarinda pada Minggu (08/04). Dalam kunjungan kali tersebut, Agus yang didampingi oleh Kadishub Provinsi Kaltim Salman Lumoindong, Kepala UPBU  Temindung Wahyu Siswoyo dan Kepala BMKG Balikpapan meminta penjelasan pada pihak yang terkait yaitu Pemerintah Daerah, Pengelola Bandara, AirNav dan BMKG terkait perkembangan pembangunan bandara dan kemudian secara langsung meninjau sisi udara dan darat Bandara APT Pranoto tersebut.
 
Menurut Agus, Bandara APT Pranoto sudah siap beroperasi, tinggal finalisasi verifikasi untuk mendapatkan Sertifikat Bandar Udara yang prosesnya akan diselesaikan sebelum bandara beroperasi. Hal ini juga terkait Aeronautical Information Regulation And Control (AIRAC) Aeronautical Informations Publication (AIP) Supplement no 11/ 18 tanggal 29 Maret  2018 tentang pengoperasian Bandara APT Pranoto yang akan dimulai pukul 00.00 UTC atau pukul 08.00 WITA tanggal 24 Mei 2018.
 
"Bandara APT Pranoto ini sudah mulai dibangun tahun 2011 dan selesai terminal pada tahun 2013 oleh Pemprov Kalimantan Timur. Fungsi dari bandar udara belum lengkap karena belum ada bangunan sisi udara diantaranya belum ada taxiway, belum ada appron, belum ada runway, belumada pemadam, kebakaran, belum ada peralatan pemadam kebakaran, bahkan listrikpun belum ada pada waktu itu. Sehingga boleh dikatakan bandara tersebut mandeg. Baru pada awal 2015 bandara ini dibangun kembali dengan menyelesaikan bangunan sisi udara secara bertahap, kemudian tahun 2016 diikuti dengan penyerahan bandara ini dari Gubernur Pemda Kalimantan Timur kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk dikembangkan dan dioperasionalkan lebih lanjut di lebih lanjut. “Hal ini sesuai pesan dari Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur yang mandeg demi kepentingan masyarakat sekitar, kami melakukan langkah-langkah finalisasi dan percepatan  pengoperasian bandara ini," ujar Agus. 
 
Ditjen Perhubungan Udara sejak awal tahun 2018 ini sudah melakukan beberapa kegiatan tambahan untuk memastikan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan di bandara terpenuhi sesuai dengan annex 14 ICAO dan Peraturan Keselamatan penerbangan Sipil part 139 tentang Aerodromes. Beberapa kegiatan tambahan tersebut di antaranya pembuatan runway strip, landscape dan pemagaran kompleks bandara.
 
Menurut Agus, pengoperasian Bandara APT Pranoto ini sangat mendesak untuk pengembangan konektivitas penerbangan di Samarinda. Hal tersebut mengingat Bandara Temindung Samarinda Lama yang ada saat ini sudah tidak dapat dikembangkan. Panjang landasan yang berukuran 1.040 m x 23 m hanya bisa melayani pesawat sekelas ATR 42 dengan restriksi khusus. Landasan tidak bisa diperpanjang karena terletak di tengah permukiman padat kota Samarinda. Selain itu kompleks Bandara Temindung juga menjadi daerah langganan banjir.
 
"Sebagai ibukota propinsi yang terus berkembang, Samarinda seharusnya mempunyai bandara yang representatif. Bandara APT Pranoto yang runway-nya berukuran 2.250m x 45 m ini bisa melayani pesawat sekelas Boeing B737 NG atau Airbus A320 sehingga bisa melayani penerbangan jarak dekat dan jauh untuk membangun konektivitas penerbangan," lanjutnya.
 
Sementara itu Kadishub Kaltim Salman Lumoindong menyatakan Provinsi Kalimantan Timur akan mengembangkan sumber daya yang tergantikan, untuk mengganti sektor pertambangan sebagai pendapatan asli daerah.
 
"Dulu kita mengandalkan pertambangan namun terbukti sekarang mulai habis. Sekarang kita akan ganti dengan sumber daya tergantikan seperti pariwisata. Bandara ini nantinya bisa mengantarkan wisatawan dari luar negeri ke tempat-tempat wisata eksotik seperti Derawan dan sebagainya," ujarnya.
 
Masyarakat Samarinda memang sudah mengharapkan Bandara APT Pranoto segera beroperasi. Keberadaan bandara selain bisa meningkatkan pariwisata juga diharapkan bisa menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga kesejahteraannya meningkat.
 
"Kalau bisa anak muda dayak di sekitar bandara juga dipekerjakan. Bisa dididik dulu sehingga sesuai dengan kebutuhan bandara," ujar Pemandu Lamin Adat Dayak Kenya di Pampang,  Kaik Simson.
 
Simson juga meminta jika Presiden Joko Widodo jadi meresmikan bandara ini, untuk sekalian mengunjungi masyarakat Suku Dayak Kenya di Pampang yang terletak di kecamatan yang sama dengan bandara. Dengan demikian masyarakat suku Dayak Kenya ini bisa menjadi lebih terkenal dan menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri untuk mengunjungi.
 
Menurut Kepala UPBU Temindung Wahyu Siswoyo penggunaan Bandara APT. Paranoto untuk tahap awal akan melayani rute penerbangan yang telah ada selama ini di Bandar Udara Temindung. 
 
"Setelah itu akan kita kembangkan lebih lanjut. Saat ini sudah ada permintaan dari maskapai Garuda, Lion grup dan Sriwijaya grup untuk membuka penerbangan ke Jakarta, Surabaya dan Makassar," ujarnya.
 
Wahyu menambahkan bahwa sebelum bandara APT Pranoto resmi beroperasi,  juga akan dilakukan proving flight dari Bandara Temindung ke Bandara APT Pranoto pada akhir April 2018. (HUMAS)

Kategori

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.