PENGEMBANGAN BANDARA JENDERAL BESAR SOEDIRMAN DI PURBALINGGA SEMAKIN EFISIENKAN TRANSPORTASI DARI DAN KE BAGIAN BARAT JAWA TENGAH

Beranda Berita PENGEMBANGAN BANDARA JENDERAL BESAR SOEDIRMAN DI PURBALINGGA SEMAKIN EFISIENKAN TRANSPORTASI DARI DAN KE BAGIAN BARAT JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN BANDARA JENDERAL BESAR SOEDIRMAN DI PURBALINGGA SEMAKIN EFISIENKAN TRANSPORTASI DARI DAN KE BAGIAN BARAT JAWA TENGAH

Humas DJPU

Selasa, 24 April 2018

 (Purbalingga, 24/ 04/ 2018) Bandara Jenderal Besar Soedirman yang berada di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mempunyai letak yang sangat strategis karena diapit oleh 4 Kabupaten  lainnya yang mempunyai potensi sangat besar. Empat kabupaten tersebut adalah Banyumas, Wonosobo, Banjarnegara dan Kebumen. Juga ada kota Purwokerto yang merupakan kota besar dan menjadi ibukota Kabupaten Banyumas.
 
Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen yang bersama dengan Kabupaten Purbalingga mempunyai jumlah penduduk sekitar 2,5 juta jiwa, jika ditambah dengan Kabupaten Banyumas yang beribukota di Purwokerto dengan total jumlah penduduk sekitar 2 juta jiwa, maka penduduk sekitar Bandara yang dapat tertopang jumlahnya melebihi 4,5 juta jiwa. Jumlah ini adalah jumlah populasi yang layak untuk diberikan fasilitas bandar udara sipil. Apa lagi waktu tempuh antar kota cukup lama dengan meningkatnya lalu lintas kendaraan bermotor yang makin lama makin banyak melebihi kapasitas jalan raya.
 
Kelima kabupaten tersebut mempunyai potensi yang sangat besar baik itu ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. Selama ini diperlukan waktu sekitar 4-5 jam dari kota besar seperti Solo, Jogja dan Semarang untuk menuju wilayah 5 kabupaten  tersebut. Sehingga untuk meningkatkan arus barang dan jasa, perlu dikembangkan moda transportasi yang lebih cepat dan efisien yaitu transportasi udara.
 
Hal tersebut sesuai dengan Program Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo, terutama Cita ketujuh yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Demikian diungkapkan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso di sela-sela peletakan batu pertama pengembangan Bandara Wirasaba hari ini oleh Presiden Joko Widodo.
 
“Letak lima kabupaten tersebut memang agak jauh dengan kota-kota besar di Jawa Tengah dan DIY yang mempunyai bandara besar seperti Semarang, Solo dan Yogyakarta. Padahal wilayah ini berkembang sangat pesat baik itu ekonomi, sosial, budaya dan wisata. Untuk itu diperlukan tambahan satu lagi transportasi selain transportasi darat dan kereta api, yaitu transportasi udara agar pergerakan barang dan jasa menjadi lebih cepat dan efisien, langsung dari dan ke kota tujuan,” ujarnya.
 
Perkembangan wilayah tersebut bisa dilihat dari perkembangan kota Purwokerto di Kabupaten Banyumas yang merupakan kota terbesar di wilayah tersebut. Sedangkan untuk wisata, juga ada beberapa tempat wisata yang sudah sangat terkenal baik nasional maupun internasional seperti Baturaden, Pegunungan Dieng, Gua Lawa dan lainnya.
 
Terkait pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman, lanjut Agus, akan bekerjasama dengan TNI Angkatan Udara yang mempunyai lahan bandara. Pengembangan akan dilakukan secara kerjasama antara TNI AU, Ditjen  Perhubungan Udara, AirNav Indonesia dan PT. Angkasa Pura 2 yang nantinya akan diberi hak oleh pemerintah untuk mengoperasikan bandara ini.
 
“Bandara ini akan dikembangkan di kompleks Pangkalan Udara TNI AU Wirasaba sehingga menjadi bandara enclave sipil. Nantinya akan dilakukan pembangunan terminal penumpang, perpanjangan runway, pembangunan  apron, taxiway, jalan untuk GSE dan tower ATC serta melengkapi sarana dan prasarana lainnya untuk keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan penerbangan,” lanjut Agus.
 
Pembangunan yang akan dilakukan di antaranya perpanjangan runway dari 850 m x 50 m (grass) menjadi 1600 m x 30 m (flexible). Sedangkan taxiway akan dibangun yang tadinya grass menjadi flexible berukuran 30 x 25 m dan dibangun satu lagi dengan ukuran 85 m x 13 m (flexible). Apron yang berukuran 100 x 45 (grass)  juga akan dilakukan perbaikan menjadi jenis flexible.
 
Sedangkan untuk terminal penumpang, pada tahap pertama akan dibangun seluas 690 m2 yang bisa menampung pergerakan 300 ribu penumpang per tahun. Selanjutnya pada tahap kedua akan dikembangkan menjadi seluas 850 m2.
 
Pembangunan tersebut diharapkan selesai dalam kurun waktu dua tahun yaitu 2018-2019 dan di akhir tahun 2019 bandara akan bisa dioperasionalkan dengan penerbangan pesawat jenis ATR 72. (HUMAS)

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.