BANDARA APT PRANOTO RESMI BEROPERASI MENGGANTIKAN BANDARA TEMINDUNG UNTUK TINGKATKAN PERCEPATAN TRANSPORTASI UDARA DI KALIMANTAN TIMUR

Beranda Berita BANDARA APT PRANOTO RESMI BEROPERASI MENGGANTIKAN BANDARA TEMINDUNG UNTUK TINGKATKAN PERCEPATAN TRANSPORTASI UDARA DI KALIMANTAN TIMUR

BANDARA APT PRANOTO RESMI BEROPERASI MENGGANTIKAN BANDARA TEMINDUNG UNTUK TINGKATKAN PERCEPATAN TRANSPORTASI UDARA DI KALIMANTAN TIMUR

Humas DJPU

Kamis, 24 Mei 2018

Samarinda - Tepat pukul 08.00 WITA ( 00.00 UTC)  hari Kamis ini, Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto yang berada di Sungai Siring Samarinda, resmi beroperasi menggantikan operasional Bandara Temindung. Hal ini sesuai Aeronautical Information Regulation And Control (AIRAC) Aeronautical Informations Publication (AIP) Supplement no 11/ 18 tanggal 29 Maret  2018 tentang pengoperasian Bandara APT Pranoto.
 
Acara seremonial peresmian operasional bandara ini dipimpin langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur H. Awang Faroek Ishak dan dihadiri oleh Putra Mahkota Kerajaan Kutai, Kepala OBU Wilayah 7 Agus Subagio, Direktur Keselamatan Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan dan Kasubdit Standarisasi Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Agus Pramuka serta undangan lainnya.
 
Menurut Awang Farouk, bandara ini sangat diperlukan untuk kesinambungan perekonomian di Kalimantan Timur. Yaitu dengan mengembangkan sektor pariwisata setelah era sektor pertambangan migas, kehutanan dan perkebunan segera berakhir.
 
"Rencana induk pariwisata sudah kita buat. Namun rencana itu butuh pembangunan infrastruktur dengan demikian pariwisata bisa menyumbang penghasilan asli daerah (PAD) bagi Kalimantan Timur," ujarnya.
 
Awang Farouk juga berharap bandara ini betul-betul berfungsi dengan baik dan tidak ada lagi permasalahan di kemudian hari. Serta bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengizinkan UMKM melakukan kegiatan di bandara.
 
"Infrastruktur bandaranya sudah bagus, saya harapkan layanannya kepada penumpang nanti juga bagus," lanjutnya.
 
Bandara APT Pranoto ini sudah mulai dibangun tahun 2011 dan selesai tahun 2017 oleh Pemprov Kalimantan Timur. Kemudian pada awal tahun 2018 lalu diserahkan pada Ditjen Perhubungan Udara untuk dioperasionalkan dan dikembangkan lebih lanjut melalui Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Temindung. Ditjen Perhubungan Udara sejak awal tahun 2018 ini sudah melakukan beberapa kegiatan tambahan untuk memastikan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan di bandara terpenuhi sesuai dengan annex 14 ICAO dan Peraturan Keselamatan penerbangan Sipil part 139 tentang Aerodromes. Beberapa kegiatan tambahan tersebut di antaranya pembuatan runway strip, landscape dan pemagaran kompleks bandara.
 
Pengoperasian Bandara APT Pranoto ini sangat mendesak untuk pengembangan konektivitas penerbangan di Samarinda. Hal tersebut mengingat Bandara Temindung yang ada saat ini sudah tidak dapat dikembangkan. Panjang landasan yang berukuran 1.040 m x 23 m hanya bisa melayani pesawat sekelas ATR 42 dengan restriksi khusus. Landasan tidak bisa diperpanjang karena terletak di tengah permukiman padat kota Samarinda. Selain itu kompleks Bandara Temindung juga menjadi daerah langganan banjir.
 
Di sisi lain, menurut Kepala OBU wilayah 7 Agus Subagio, Bandara APT Pranoto masih bisa dikembangkan dengan tidak terbatas.
 
Sebagai ibukota propinsi yang terus berkembang, Samarinda seharusnya mempunyai bandara yang representatif. Bandara APT Pranoto yang runway-nya berukuran 2.250m x 45 m ini nantinya bisa melayani pesawat sekelas Boeing B737 NG atau Airbus A320 sehingga bisa melayani penerbangan jarak dekat dan jauh untuk membangun konektivitas penerbangan.
 
Menurut Kepala UPBU Temindung yang kemudian beralih menjadi UPBU APT Pranoto, Wahyu Siswoyo, rute komersial potensial yang bisa dilayani dari bandara ini di antaranya rute domestik yaitu dari Samarinda menuju Jakarta, Surabaya, Palangkaraya, Banjarmasin, Makassar dan Mamuju. Sedangkan rute internasional adalah ke Kuala Lumpur, Kuching, Kinibalu, Brunei Darussalam dan Singapura.
 
Namun penggunaan Bandara APT. Paranoto untuk tahap awal akan melayani rute penerbangan yang telah ada selama ini di Bandar Udara Temindung. 
 
"Setelah itu akan kita kembangkan lebih lanjut. Saat ini sudah ada permintaan dari maskapai Garuda, Lion grup dan Sriwijaya grup untuk membuka penerbangan ke Jakarta, Surabaya dan Makassar," ujarnya. (HUMAS)

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.