BANDARA SEMARANG DAN YOGYA DIBUKA 24 JAM SELAMA LEBARAN, OPERATOR DIMINTA ANTISIPASI KESELAMATAN KEAMANAN DAN PELAYANAN PENERBANGAN DAN PENUMPANG
Humas DJPU
Selasa, 12 Juni 2018
Semarang-Jogja - Selama musim sibuk (peak season) Lebaran tahun 2018 ini yang berlangsung mulai tanggal 8 - 25 Juni (H-8 hingga H+10), Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta dibuka 24 jam. Dalam keadaan normal, jam operasional Bandara Ahmad Yani Semarang adalah 05.00-21.00 WIB. Sedangkan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta adalah 05.00-24.00 WIB. Perpanjangan jam operasional dilakukan untuk menampung pergerakan pesawat yang melakukan extra flight.
Untuk itu operator penerbangan baik itu maskapai, Angkasa Pura 1 (pengelola bandara) dan AirNav Indonesia harus melakukan antisipasi keselamatan, keamanan dan pelayanan baik itu untuk penerbangan maupun penumpang.
Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso saat melaksanakan inspeksi untuk memantau pergerakan arus mudik di dua bandara tersebut pada akhir pekan lalu.
"Namanya juga penerbangan ekstra, pasti dilakukan pada jam-jam yang tidak biasa. Dan bandara-bandara di Semarang, Jogja ditambah Solo dan Surabaya adalah bandara yang paling banyak menerima kedatangan ekstra flight terutama dari Jakarta. Untuk itu saya minta para operator bandara untuk secara ketat melaksanakan prosedur standar operasi yang sudah ditetapkan agar keselamatan, keamanan dan kenyamanan tetap terjaga," ujarnya.
Salah satu hal yang bisa mendukung terlaksananya standar prosedur operasi yang baik, papar Agus, adalah dengan menyiapkan tambahan sumber daya manusia atau personil yang bertugas di lapangan seperti misalnya aviation security (avsec), groundhandling maskapai dan sebagainya. Personil tambahan tersebut harus mempunyai kualifikasi yang sama dengan personil yang bertugas reguler.
Selain itu, Agus juga menyarankan para operator melakukan improvisasi terutama dalam hal pelayanan kepada penumpang pada jam-jam kritis, misalnya pada tengah malam. Operator bandara bisa melakukan improvisasi menyediakan atraksi atau layanan khusus agar penumpang betah di bandara selama menunggu jemputan dari sanak saudaranya sehingga tidak berkeliaran ke mana-mana. Atau jika penumpang ingin melanjutkan perjalanan darat dengan angkutan umum, pengelola bandara harus menambah dan memeriksa angkutan umum sehingga jumlahnya mencukupi dan keamanannya terjamin.
"Malam hari itu kan waktu yang rawan untuk bepergian naik angkutan umum. Apalagi biasanya pemudik itu membawa barang bawaan yang banyak. Jadi pengelola bandara harus bisa menyiapkan angkutan umum yang jumlahnya memadai dan terjamin keamanannya kepada penumpang extra flight itu. Pengelola bandara bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah atau perusahaan angkutan umum setempat," lanjut Agus.
Di sisi lain, Agus juga meminta para penumpang extra flight untuk sabar dan sebisa mungkin menunggu waktu yang lebih baik untuk meneruskan perjalanan darat.
"Sebaiknya penumpang dijemput oleh sanak saudaranya karena itu lebih aman. Tapi kalau tidak, sebaiknya bertahan dulu di bandara, menikmati atraksi-atraksi yang ada di bandara. Nanti kalau sudah pagi, baru melanjutkan perjalanan. Tidak usah khawatir, bandara-bandara di Indonesia standarnya sudah bagus, tidak kalah dengan luar negeri. Kami selaku regulator penerbangan selalu mengauditnya sesuai aturan-aturan yang berlaku di dunia penerbangan baik nasional maupun internasional," pungkas Agus. (HUMAS)