Humas DJPU
Kamis, 11 Juli 2024
Denpasar (11/07/2024)- U.S. Federal Aviation Organization (FAA) bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menjadi tuan rumah Regional Workshop Sustainable Aviation Fuel (SAF) 2024 pada 10-12 Juli 2024 di Bali.
Workshop yang bekerja sama dengan University of Hawai'i, dan National Technology Center Thailand ini menghadirkan para pakar se Asia Tenggara, membahas pengembangan bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau yang lebih dikenal dengan Sustainable Aviation Fuel.
Workshop ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama dalam pengembangan rantai nilai SAF dan tidak lepas dari fungsi industri penerbangan yang memiliki peran krusial dalam menunjang mobilisasi orang serta pertumbuhan ekonomi di dunia.
Direktur Navigasi Penerbangan mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara dan selaku Committee on Aviation Environmental Protection (CAEP) member, Syamsu Rizal dalam sambutannya mengatakan, "Tidak bisa dipungkiri bahwa industri penerbangan yang memiliki peran vital ini, menyumbangkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang signifikan."
Mengundang para ahli di bidang penerbangan, energi, agrikultur, perwakilan bandar udara dan maskapai, produsen SAF, penyedia teknologi, serta peneliti se Asia Tenggara, diharapkan memiliki dampak positif dan memberikan solusi untuk dunia penerbangan ke depannya.
Sebagai regulator penerbangan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mendukung pengembangan dan pemanfaatan bahan bakar penerbangan berkelanjutan.
"Tujuan dari kegiatan ini yaitu dapat mengembangkan SAF value chain, pertukaran informasi berdasarkan pengalaman dan hambatan dalam mengembangkan SAF, dan meberikan solusi kebijakan apa yang dapat mempercepat penerbangan yang berkelanjutan,"ucap Syamsu.
Penggunaan SAF diyakini menjadi cara paling efektif dalam mengurangi emisi dibandingkan teknologi dalam pengoperasian penerbangan, didukung dengan agrikultur yang menjadi bahan baku melimpah di Indonesia.
Penggunaan SAF pada pesawat melalui tahap yang cukup panjang, mulai dari perencanaan target, produksi bahan baku, pengiriman bahan baku ke perusahaan energi, konversi menjadi SAF, distribusi ke depot pengisian bahan bakar, hingga pengunaannya di pesawat udara dengan tetap memperhatikan keselamatan penerbangan.
Sebagai informasi, Indonesia saat ini mengembangkan SAF J2.4 menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit lokal yang telah diuji coba pada pesawat Boeing 737-800 dan CN-235, dengan hasil menunjukkan performa mesin pesawat sama baiknya dengan penggunaan avtur konvensional.
Pada 27 Oktober 2023 lalu, telah dilakukan penerbangan komersial Garuda Indonesia rute Jakarta-Solo (PP) menggunakan SAF dengan pesawat Boeing 737-800.
Tak hanya itu, Indonesia juga berkomitmen mendukung Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) yang diinisiasi oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) sejak 2016. (PW/LWG/MK)
=============================================================
Indonesia is co-Hosting the Regional Workshop on Sustainable Aviation Fuel 2024
Denpasar (11/07/2024) - U.S Federal Aviation Administration (FAA) in collaboration with Directorate General of Civil Aviation (DGCA) Ministry of Transportation Indonesia organize the Regional Workshop on Sustainable Aviation Fuel (SAF) in Bali on July 10th-12th 2024.
The workshop is held in cooperation with University of Hawai'i and National Energy Technology Center Thailand, presents the experts from Southeast Asia discussing about the development of sustainable aviation fuel.
The intention of this workshop is to accelerate a common goal of SAF value chains development in which aviation industry has crucial role in contribution of mobility and economy increment particularly in Southeast Asia region.
In this occasion, Director of Air Navigation who is representing Director General of Civil Aviation which also a member of Committee on Aviation Environmental Protection (CAEP), Syamsu Rizal, in his opening remark said, "It is undeniable that aviation industry contributes significantly to greenhouse gass emissions."
Inviting the group of experts in the field of aviation, energy and agriculture, including representatives from another civil aviation authorities in the region, airports, airlines, SAF producers as well as researchers, this workshop is expected to deliver positive impact and solution for aviation in the future.
As an aviation regulator, DGCA Indonesia continuously supports the development and deployment of sustainable aviation fuel.
"The purpose of this workshop is to advance the development of SAF value chains, share best practices, challenges, targets related to SAF production, and to discuss the crucial role of policies in fostering a sustainable future for aviation" Syamsu added.
It is known that the utilization of SAF is considered to be more effective method to reduce emission compare to other means such as technology and flight operation. Indonesia should gain benefit from it with regard to huge agriculture potential as feedstocks to produce SAF.
The development of SAF requires long stages, starting from determining target plan, producing feedstock, supplying feedstock to energy companies, converting into SAF, distributing to fuel storage facility at airports so then it can be used by the aircraft without comprimising aviation safety standard.
Moreover, Indonesia is currently developing SAF J2.4 using local feedstock palm oil and has met with ASTM D1655. SAF has been succesfully tested in Boeing 737-800 and CN-235 aircrafts. The result shows that the engine performance while using SAF was similar to using conventional jet fuel.
Indonesia commits to support the adoption of Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) that initiated by ICAO since 2016.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Jalan Medan Merdeka Barat No 8, Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110, Indonesia
Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.