Indonesia Berpartisipasi Aktif Mewujudkan Sektor Penerbangan Berkelanjutan, Tangguh, dan Inklusif di Wilayah Asia dan Pasifik

Beranda Berita Indonesia Berpartisipasi Aktif Mewujudkan Sektor Penerbangan Berkelanjutan, Tangguh, dan Inklusif di Wilayah Asia dan Pasifik

Indonesia Berpartisipasi Aktif Mewujudkan Sektor Penerbangan Berkelanjutan, Tangguh, dan Inklusif di Wilayah Asia dan Pasifik

Humas DJPU

Kamis, 17 Oktober 2024

Gambar Artikel Indonesia Berpartisipasi Aktif Mewujudkan Sektor Penerbangan Berkelanjutan, Tangguh, dan Inklusif di Wilayah Asia dan Pasifik

Cebu – Filipina (17/10/2024) Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan menghadiri 59th Conference of Directors General of Civil Aviation, Asia and Pacific Region, 2024 yang dilaksanakan di Cebu Mactan, Filipina pada 14 – 18 Oktober 2024.

Konferensi dengan tema “Shaping the Future of Aviation: Sustainable, Resilient, and Inclusive Aviation”, adalah bentuk partisipasi aktif Indonesia dalam mewujudkan sektor penerbangan yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif khususnya di wilayah Asia dan Pasifik.

Konferensi Direktur Jenderal Perhubungan Udara ini merupakan pertemuan rutin tahunan para Direktur Jenderal Perhubungan Udara di kawasan Asia Pasifik dan menjadi salah satu agenda penting yang diselenggarakan oleh International Civill Aviation Organization (ICAO).

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Navigasi Penerbangan Syamsu Rizal, dalam kesempatan tersebut memaparkan discussion paper berjudul ”Enhancing Collaboration On The Development of CORSIA- Eligible Fuels and Emissions Units in the Asia Pacific Region”.

Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation
(CORSIA) berfungsi sebagai langkah untuk mencapai Pertumbuhan Netral Karbon yang dimulai sejak tahun 2020.

CORSIA merupakan langkah untuk mengimbangi emisi CO2 melalui kemajuan teknologi, peningkatan operasional, dan penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel (SAF)).

"Meskipun Faktor Pertumbuhan Sektor CORSIA (CORSIA Sector Growth Factor) adalah nol pada tahun 2021 dan 2022 karena COVID-19, dan mungkin juga pada tahun 2023, tapi ada potensi akan meningkat di tahun-tahun berikutnya," kata Syamsu Rizal.

Hal ini berarti operator wajib memberikan kompensasi berdasarkan syarat CORSIA Eligible Emissions Unit (CEU) serta Bahan Bakar yang Memenuhi Syarat CORSIA Eligible Fuels (CEF) mulai tahun 2027 setelah tahap pertama (2024-2026).

Isu lainnya terkait dengan aviation environment adalah mengenai SAF yang merupakan kunci untuk mencapai emisi nol CO2 pada tahun 2050. Namun, tingkat produksi SAF saat ini masih terlalu rendah untuk mencapai tujuan tersebut.

Untuk memastikan ketersediaan CEF dan CEU serta memenuhi target iklim jangka panjang, negara-negara Asia-Pasifik (APAC) harus bekerja sama guna mempercepat pengembangan dan ketersediaan CEF dan CEU.

Syamsu Rizal menuturkan bahwa "Singapore, Bangladesh, Malaysia, Australia dan Thailand mendukung dan bekerja sama dalam hal produksi SAF dan menyampaikan apresiasi kepada Indonesia yang telah mengedepankan CORSIA. Selain itu IATA juga mendukung Indonesia dalam hal implementasi CORSIA dan bekerja sama dalam penyediaan CEF dan CEU."

Konferensi selama 5 (lima) hari ini dihadiri oleh 37 (tiga puluh tujuh) negara dan 10 (sepuluh) organisasi internasional dengan jumlah total delegasi sebanyak 307 (tiga ratus tujuh) orang. Dalam acara ini hadir pula 19 (sembilan belas) Direktur Jenderal Perhubungan Udara di kawasan Asia Pasifik dan 47 (empat puluh tujuh) Head of Delegation.

Di sela-sela konferensi, Syamsu Rizal bersama delegasi Indonesia melakukan pertemuan bilateral serta menandatangani Memorandum of Understanding (MoU).

"Pada kesempatan ini kami juga melaksanakan MoU dengan Malaysia, Singapura dan Thailand, dan Filipina terkait Data and Information Sharing. Beberapa negara lain yaitu Vietnam, USA, Solomon Island dan organisasi Internasional yaitu ICAO dan IFALPA juga melakukan bilateral meeting dengan DGCA Indonesia," ujarnya. (NF/MK)

Kategori

Sistem Manajemen Pengaduan Kementerian Perhubungan (SIMADU)
Sistem Pelaporan Sukarela (Voluntary Reporting System) Kementerian Perhubungan (VRS)

Merupakan Sistem Database Keselamatan Penerbangan Nasional untuk mendukung Program Keselamatan Penerbangan Nasional / State Safety Programme (SSP) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Gambar Uphold
  • Belum ada agenda yang akan datang

Copyright © 2024 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. All Rights Reserved.